Senin, 19 Desember 2011

Contoh Kasus Manajemen Proyek & Resiko



Pembukaan:

Tulisan ini saya mausukkan dalam blog untuk memenuhi kebutuhan tugas tulisan softskill Manajemen Proyek dan Resiko.
 Saya di sini ingin menerangkan kasus yang ada dalam managemen proyek dan resiko, alangkah baiknya jika kita mengetahui apa itu managemen proyek dan resiko, lalu baru kita mengetahui kasus – kasusnya.
langsung saja kita mengarah ke pokok materi:



Manajemen proyek

adalah penerapan dari pengetahuan, ketrampilan, ‘tools and techniques’ pada aktivitas-aktivitas proyek supaya persyaratan dan kebutuhan dari proyek terpenuhi. Proses-proses dari manajemen proyek dapat dikelompokkan dalam lima kelompok yaitu : ‘initiating process, planning process, executing process, controlling process dan closing process’.
Bilamana dibandingkan dengan definisi dari proyek, maka semua ‘pekerjaan yang lain’ dianggap sebagai suatu rutinitas belaka. Suatu pekerjaan rutin biasanya berlangsung secara kontinu, berulang-ulang dan berorientasi ke proses. Sebagai suatu proses yang terus menerus, pekerjaan yang rutin tidak dianggap suatu proyek.
Manajemen Resiko

Manajemen resiko adalah proses pengukuran atau penilaian resiko serta pengembangan strategi pengelolaannya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi resiko tertentu. Manajemen resiko tradisional terfokus pada resiko-resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian serta tuntutan hukum). Manajemen resiko adalah rangkaian langkah-langkah yang membantu suatu perangkat lunak untuk memahami dan mengatur ketidak pastian (Roger S. Pressman).
Contoh Manajemen Proyek dan Resiko

Contoh manajemen proyek diantaranya adalah : membangun sebuah stadion sepak bola, megelola penelitian berskala besar, melaksanakan pembedahan transplantasi organ tubuh, memasang lintas produksi, atau berjuang mendapatkan ijazah strata satu di suatu perguruan tinggi.
Contoh manajemen resiko diantaranya adalah :
1. Manajement Resiko Proyek Pengembangan Perangkat Lunak Mybiz 2 di Software House ABC

Software House ABC merupakan sebuah perusahaan pembuatan perangkat lunak yang memprioritaskan dirinya dalam pengembangan perangkat lunak produksi masal untuk keperluan perusahaan dagang, khususnya dalam hal inventory dan payroll. Salah satu proyek perangkat lunak yang sedang dikembangkan saat ini adalah MyBiz 2. Dalam proses pengembangannya, seringkali Software House ABC harus menghadapi resiko atau masalah yang sifatnya tidak terduga. Resiko yang muncul akan menghambat jalannya proses pengembangan perangkat lunak. Metode yang digunakan untuk mengatasinya selama ini bersifat reaktif atau hanya akan direncanakan jika resiko sudah benar-benar terjadi. Karenanya Software House ABC membutuhkan sebuah metode manajemen resiko khususnya untuk proyek MyBiz 2 ini. Penelitian ini dilakukan berdasarkan metodologi manajemen resiko proyek pengembangan perangkat lunak yang ada dan dilakukan melalui lima tahap yaitu tahap perencanaan manajemen resiko, tahap identifikasi resiko, tahap analisa resiko, tahap perencanaan respon resiko, dan tahap pengawasan dan kontrol resiko. Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan manajemen resiko sesuai dengan metodologi yang ada pada proyek MyBiz 2. Hasil yang diharapkan dari penelitian adalah dokumentasi penerapan manajemen resiko proyek pengembangan perangkat lunak MyBiz 2 di Software House ABC.
2. Manajemen Resiko di Institut Teknologi Sepuluh November
Risiko yang tidak teridentifikasi dan terkendali dapat menghambat pencapaian tujuan ITS dan mengganggu kestabilan sistem pendidikan tinggi. ITS sebagai lembaga pendidikan tinggi dan penghasil sarjana-sarjana teknik terbesar di Jawa Timur juga memiliki berbagai macam risiko. Semua kesulitan, hambatan, masalah dan ketidakpastian yang timbul akan diidentifikasi sebagai risiko yang kemudian akan dikelola dalam manajemen risiko. Selama ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai manajemen risiko dilingkungan ITS. Untuk itu dalam penelitian ini akan dilakukan pengelolaan risiko pada bidang : Operasional Pendidikan (Akademik) dan Finansial (keuangan) yang merupakan usaha untuk mengetahui, menganalisis dan mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Manajemen Risiko yang bersumber dari The Australian New Zealand Risk Management Standard (AS/NZS 4360:2004) dengan elemen elemen pokok : menetapkan ruang lingkup (konteks), mengidentifikasi risiko, melakukan analisis dan evaluasi terhadap risiko untuk mendapatkan level risiko. Dari level risiko yang didapatkan, kemudian ditentukan penanganannya agar risiko dimasa mendatang dapat dikurangi dampak dan tingkat peluangnya. Terdapat 3 kejadian risiko yang berhasil diidentifikasi adalah Risiko kurangnya kualitas input mahasiswa, risiko kurangnya kualitas output mahasiswa (lulusan) dan risiko tidak disetornya dana PNBP. Risiko dengan level Extreme Risk adalah kategori untuk risiko kualitas input dan risiko dana PNBP, sedangkan risiko kualitas output termasuk kategori Medium Risk.
3. Identifikasi Dan Mitigasi Resiko Berkaitan dengan Total Productive Maintenance (TPM) dengan Menggunakan Pendekatan Manajemen Resiko
PT Unilever Indonesia, Tbk sebagai perusahaan multinasional dengan kapasitas produksi yang tinggi pertahunnya, menerapkan Total Productive Maintenance (TPM) agar dapat menjadi perusahaan kelas dunia baik dalam hal produksi, maintenance, maupun kualitas. Akan tetapi nampaknya penerapan itu belum dapat memaksimalkan efektivitas peralatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi resiko yang berkaitan dengan penerapan TPM dengan efektivitas peralatan sebagai titik utamanya. Penyebab nilai efektivitas peralatan ini akan dilihat melalui indikator kinerja (KPI) pada pilar-pilar yang diterapkan untuk mendukung penerapan TPM. Selain itu cause effect diagram juga digunakan sebagai alat bantu untuk mengidentifikasi resiko dan segala penyebabnya. Setelah semua resiko teridentifikasi, akan dilakukan analisis, evaluasi, serta langkah mitigasi pada resiko tersebut. Hasil dari penelitian ini adalah prioritas resiko yang perlu diwaspadai oleh perusahaan beserta langkah mitigasi yang diperlukan untuk menangani resiko tersebut. Adapun mitigasi yang dihasilkan disini adalah control, menghindari, atau mentransfer resiko tersebut. Dari itu semua, ada baiknya bila kita memahami arti dari sebuah manajemen resiko.

Manajemen Proyek & Resiko sebagai suatu rencana pekerjaan

Materi Manajemen Proyek Dan Resiko.


Manajemen proyek adalah suatu rencana pekerjaan yang di susun secara sistematik sehingga suatu pekerjaan tersebut dapat terselesaikan dengan baik atau bisa di sebut juga sebagai cara mengelola dan mengorganisir berbagai aset, sumber daya manusia, waktu serta kualitas pekerjaan proyek, sehingga proyek menghasilkan kualitas yang maksimal dalam waktu yang sudah direncanakan serta memberikan efek kesejahteraan bagi karyawan, sebagai contoh kita ambil yaitu pembangunan sebuah rumah, pada saat pembuatan rumah, kita harus membutuhkan berbagai macam bahan material seperti pasir, semen, batu bata, dsb
Pada saat membuat pondasi rumah juga membutuhkan ketelitian berapa meter kedalaman tanah yang di gali sehingga membuat pondasi rumah tersebut kuat, maka dari itu kita harus memiliki manajemen proyek agar pekerjaan kita sesuai dengan rencana yang kita inginkan.

Manajemen proyek itu juga disebut suatu disiplin ilmu, pada era tahun 1950-an, Amerika bangsa yang pertama kali menggunakan ilmu manajemen proyek. Henry Gantt dapat dikatakan bapak dari ilmu manajemen proyek, dan namanya pun menjadi metode yang digunakan, bernama “Gantt Chart”.
Perlu diingat bahwa mempelajari Manajemen Proyek itu tidak terlalu sulit, karena didalamnya terdapat hal-hal yang terbiasa dilakukan oleh manusia (seperti mengatur2 gitu de..) cuma ditambahkan sedikit logika dan aturan yang khusus.
Sebelum lebih jauh tentang manajem proyek ada baiknya mengenal terlebih dahulu,
Sedangkan Proyek itu usaha yang harus dilakukan dari awal hingga akhir pada suatu kejadian, yang mempunyai batasan waktu – anggaran – sumber daya yang dibutuhi oleh pelanggan. Meski pada akhir tujuan dari adanya proyek adalah untuk memuaskan pelanggan.
“Maksudnya begini ketika ada suatu perusahaan besar maupun kecil me manajemen proyek, yang terpenting adalah waktu yang tepat dalam membuat dan memustuskan prediksi, serta penggunaan sumber daya dan laporan dalam penyampaian produk atas hasil dari proyek yang dijalankan.”

Manajemen proyek & resiko Untuk Menganalisa Berbagai Kendala

Manajemen Resiko & resiko dengan lingkungannya

Defenisi konseptual mengenai resiko : (Robert Charette)
1. Resiko berhubungan dengan kejadian di masa yg akan datang.
2. Resiko melibatkan perubahan (spt. perubahan pikiran,
pendapat, aksi, atau tempat)
3. Resiko melibatkan pilihan & ketidakpastian bahwa pilihan itu
akan dilakukan.
Strategi Resiko Reaktif vs Proaktif
Strategi reaktif memonitor proyek terhadap kemungkinan resiko.
Sumber2 daya dikesampingkan, padahal seharusnya sumber2 daya
menjadi masalah yang sebenarnya / penting.
Strategi proaktif dimulai sebelum kerja teknis diawali.
Resiko potensial diidentifikasi, probabilitas & pengaruh proyek
diperkirakan, dan diprioritaskan menurut kepentingan, kemudian
membangun suatu rencana untuk manajemen resiko.
Sasaran utama adalah menghindari resiko.
Resiko Perangkat Lunak

Karakteristik resiko :
1. Ketidakpastian
2. Kerugian
Kategori resiko :
· Resiko proyek
· Resiko teknis
· Resiko bisnis

Kategori resiko oleh Robert Charette :
· Resiko yang sudah diketahui
· Resiko yang dapat diramalkan
· Resiko yang tidak diharapkan
@ Resiko proyek
Resiko proyek mengancam rencana proyek.
Bila resiko proyek menjadi kenyataan maka ada kemungkinan jadwal
proyek akan mengalami slip & biaya menjadi bertambah.
Resiko proyek mengidenifikasi :
- biaya - sumber daya
- jadwal - pelanggan
- personil (staffing & organisasi) - masalah persyaratan
@ Resiko teknis
Resiko teknis mengancam kualitas & ketepatan waktu PL yg akan
dihasilkan. Bila resiko teknis menjadi kenyataan maka
implementasinya menjadi sangat sulit atau tidak mungkin.
Resiko teknis mengidentifikasi :
- desain potensial - ambiquitas
- implementasi - spesifikasi
- interfacing - ketidakpastian teknik
- verivikasi - keusangan teknik
- masalah pemeliharaan - teknologi yg leading edge
@ Resiko bisnis

Resiko bisnis mengancam viabilitas PL yg akan dibangun.
Resiko bisnis membahayakan proyek atau produk.

5 resiko bisnis utama :
1. pembangunan produk atau sistem yg baik sebenarnya tdk
pernah diinginkan oleh setiap orang (resiko pasar)
2. pembangunan sebuah produk yg tidak sesuai dgn keseluruhan
strategi bisnis bagi perusahaan (resiko strategi)
3. Pembangunan sebuah produk dimana sebuah bagian pemasaran
tidak tahu bagaimana harus menjualnya.
4. Kehilangan dukungan manajemen senior sehubungan dg
perubahan pd fokus atau perubahan pd manusia (resiko
manajemen)
5. Kehilangan hal2 yg berhubungan dgn biaya atau komitmen
personal (resiko biaya).
@ Resiko yg sudah diketahui
adalah resiko yg dpt diungkap setelah dilakukan evaluasi secara
hati2 terhadap rencana proyek, bisnis, & lingkungan teknik dimana
proyek sedang dikembangkan, dan sumber informasi reliable lainnya.
seperti :
- tgl penyampaian yg tdk realitas
- kurangnya persyaratan yg terdokumentasi
- kurangnya ruag lingkup PL
- lingkungan pengembangan yg buruk
@ Resiko yg dapat diramalkan
diekstrapolasi dari pengalaman proyek sebelumnya.
Misalnya :
- pergantian staf
- komunikasi yg buruk dgn para pelanggan
- mengurangi usaha staff bila permintaan pemeliharaan
sedang berlangsung dilayani

@ Resiko yg tidak diharapkan
resiko ini dapat benar-benar terjadi, tetapi sangat sulit untuk
diidentifikasi sebelumnya.
Identifikasi Resiko
Identifikasi resiko dalah usaha sistematis untuk menentukan
ancaman terhadap rencana proyek.
Tujuan identifikasi resiko :
untuk menghindari resiko bilamana mungkin, serta menghindarinya
setiap saat diperlukan.
Tipe resiko :
1. resiko generik
merupakan ancaman potensial pd setiap proyek PL.
2. resiko produk spesifik
hanya dapat diidentifikasi dgn pemahaman khusus mengenai
teknologi, manusia, serta lingkungan yg spesifik terhadap
proyek yg ada.
Metode untuk mengidentifikasi resiko adalah menciptakan
checklist item resiko.
Kategori checklist item resiko :
o resiko ukuran produk
o resiko yg mempengaruhi bisnis
o resiko yg dihubungkan dgn karakteristik pelanggan
o resiko definisi proses
o resiko teknologi yang akan dibangun
o resiko lingkungan pengembangan
o resiko yg berhubungan dgn ukuran dan pengalaman staf

@ Resiko ukuran produk
Resiko yg berhubungan dgn keseluruhan ukuran PL yg akan dibangun
atau dimodifikasi.
Checklist item resiko yg berhubungan dgn ukuran produk (PL) :
· ukuran produk diperkirakan dalam LOC atau FP ?
· tingkat kepercayaan dlm estimasi ukuran yg diperkirakan ?
· ukuran produk yg diestimasi dalam jumlah program, file,
transaksi ?
· presentase deviasi dalam ukuran produk dari rata2 produk
terakhir ?
· ukuran database yg dibuat atau digunakan oleh produk ?
· jumlah pemakai produk ?
· jumlah perubahan yg diproyeksikan ke persyaratan produk ?
sebelum produk ? setelah penyampaian ?
· jumlah PL yg digunakan kembali ?
Bila persentasie deviasi besar atau deviasinya sama, tetapi hasil yg
lalu sangat kurang dari yg diharapkan, maka resikonya tinggi.
@ Resiko yg mempengaruhi bisnis
Resiko yg berhubungan dengan batasan yg dibebankan oleh
manajemen atau pasar.
Bagian pemasaran dikendalikan oleh pertimbangan bisnis, dan
pertimbangan bisnis kadang mengalami konflik langsung dengan
kenyataan teknis.
Checklist item resiko yg berhubungan dgn pengaruh bisnis :
Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 6
· Pengaruh produk terhadap hasil perusahaan ?
· Visibilitas produk terhadap manajemen senior ?
· Kelayakan deadline penyampaian ?
· Jumlah pelanggan yg akan menggunakan produk & konsistensi
kebutuhan relatif mereka dengan produk tersebut ?
· Jumlah produk / sistem lain dgn apa produk ini harus dapat
saling dioperasikan ?
· Kepintaran pemakai akhir ?
· Jumlah dan kualitas dokumentasi produk yg harus diproduksi &
disampaikan kepada pelanggan ?
· Batasan pemerintahan pada konstruksi produk ?
· Biaya yg berhubungan dgn penyampaian yg terlambat ?
· Biaya yg berhubungan dgn produk defektif ?
Bila ada persentase deviasi yang besar atau jika jumlahnya sama,
tetapi hasil sebelumnya sangat kurang dari yg diharapkan, maka
resiko tinggi.
@ Resiko yg dihubungkan dgn karakteristik pelanggan
Resiko yg berhubungan dengan kepintaran pelanggan & kemampuan
pengembang untuk berkomunikasi dgn pelanggan dgn cara yg cepat.
Karakteristik pelanggan :
- Pelanggan mempunyai keinginan yg berbeda.
- Pelanggan memiliki kepribadian yg berbeda.
- Pelanggan memiliki hubungan yg bervariasi dgn pemasok.
- Pelanggan juga kadang-kadang bertentangan.
Karakteristik pelanggan mempengaruhi kemampuan tim PL untuk
menyelesaikan suatu proyek tepat waktu & sesuai anggaran.
Rekayasa Perangkat Lunak Bab 6 Halaman 7
Checklist item resiko yg berhubungan dgn karakteristik pelanggan:
· Pernahkah anda sebelumnya bekerja dengan pelanggan ?
· Apakah pelanggan memiliki gagasan yg solid mengenai apa yg
diperlukannya ? sudahkah pelanggan menggunakan waktunya
untuk menuliskannya ?
· Apakah pelanggan akan setuju dgn penggunaan waktu didalam
pertemuan pengumpulan persyaratan formal (bab 11) utk
mengidentifikasi ruang lingkup proyek ?
· Apakah pelanggan bersedia membangun sambungan
komunikasi cepat dgn pengembang ?
· Apakah pelanggan bersedia berpartisipasi dalam kajian ?
· Apakah pelanggan secara teknis pandai dlm area produk tsb?
· Apakah pelanggan bersedia membiarkan orang2 melakukan
pekerjaan mereka ?
· Apakah pelanggan memahami proses perangkat lunak tsb ?
Bila setiap jawaban dari pertanyaan diatas adalah ‘tidak’, maka
investigasi lebih jauh harus dilakukan utk memperkirakan potensi
resiko.
@ Resiko definisi proses
Bila kualitas merupakan sebuah konsep yg disetujui sbg hal yg
penting tetapi tidak tidak ada yg berintdak untuk mencapainya
dengan cara yg dapat yg dilakukan, maka proyek tersebut beresiko.
Masalah-masalah proses
· Apakah manajemen senior anda mendukung suatu pernyataan
kebijaksanaan yg menekankan pentingnya suatu proses standar
untuk pengembangan proses ?
· Sudahkah organisasi anda mengembangkan suatu diskripsi
tertulis mengenai proses PL yg akan digunakan pd proyek ini ?

· Apakah anggota2 staf ‘ditugasi’ ke proses PL pd saat PL
didokumentasi & bersedia menggunakannya ?
· Apakah proses PL digunakan untuk proyek lain ?
· Sudahkah organisasi anda mengembangkan atau mendapatkan
serangkaian serangkaian kursus pelatihan RPL bagi para
manajer dan staf teknik ?
· Apakah standar RPL yg diterbitkan disediakan utk setiap
pengembang PL & manajer PL ?
· Sudahkah dokumen outline & contoh2 dikembangkan untuk
semua yg ditentukan sebagai bagian yg dapat disampaikan
sebagai bagian dari proses PL ?
· Apakah kajian teknis formal terhadap spesifikasi persyaratan,
desain, dan kode dilakukan secara reguler ?
· Apakah kajian teknis formal terhadap prosedur pengujian &
test case dilakukan secara reguler ?
· Apakah hasil dari masing2 kajian teknis formal
didokumentasikan, termasuk kesalahan yg ditemukan & sumber
daya yg digunakan ?
· Apakah mekanisme utk memastikan bahwa kerja yg dilakukan
pd suatu proyek sesuai dengan standar RPL ?
· Apakah manajemen konfigurasi digunakan utk memelihara
konsistensi diantara _ystem/persyaratan PL, desain, kode, dan
test case ?
· Apakah digunakan suatu mekanisme utk mengontrol perubahan
ke persyaratan pelanggan yg mempengaruhi PL ?
· Adakah pernyataan mengenai kerja, spesifikasi persyaratan
pelanggan, dan rencana pengembangan PL yg didokumentasikan
untuk masing2 subkontrak ?
· Apakah ada prosedur untuk menelusuri & mengkaji kinerja
subkontrak ?
Masalah-masalah teknis
· Apakah digunakan teknik spesifikasi aplikasi untuk membantu
komunikasi diantara pelanggan & pengembang ?
· Apakah metode spesifik digunakan untuk analisis PL ?
· Apakah anda melihat suatu metode spesifik untuk data &
desain arsitektur ?
· Apakah lebih dari 90% dari kode anda ditulis dgn bahasa orde
yg lebih tinggi ?
· Apakah konvensi spesifik utk dokumentasi kode didefinisikan
& digunakan ?
· Apakah anda menggunakan metode spesifik utk desain test
case?
· Apakah digunakan peranti PL utk mendukung perencanaan &
aktivitas penelusuran ?
· Apakah digunakan peranti PL manajemen konfigurasi utk
me-ngontrol & menelusuri aktivitas perubahan diseluruh
proses PL ?
· Apakah digunakan peranti PL utk mendukung analisis PL &
desain proses ?
· Apakah digunakan peranti utk menciptakan prototipe PL ?
· Apakah digunakan peranti PL utk mendukung proses
pengujian ?
· Apakah peranti PL digunakan utk mendukung produksi dan
manajemen dokumentasi ?
· Apakah metrik kualitas dikumpulkan bagi semua proyek PL ?
· Apakah metrik produktivitas dikumpulkan bagi semua proyek
PL?
Bila mayoritas jawaban terhadap pertanyaan tsb adalah `tidak`,
maka proses PL lemah dan berisiko tinggi.
@ Resiko teknologi yang akan dibangun

Resiko yg berhubungan dgn kompleksitas sistem yg akan dibangun
dan `kebaruan` teknologi yg dikemas oleh system.
Checklist item resiko yg berhubungan dengan teknologi yg akan
dibangun :
· Apakah teknologi yg akan dibangun adalah hal yg baru untuk
organisasi anda?
· Apakah persyaratan pelanggan memerlukan kreasi algoritma
baru atau teknologi input atau output?
· Apakah PL berinterface dgn perangkat keras baru atau belum
terbukti?
· Apakah PL yg akan dibangun ber-interace dgn produk PL yg
dipasok oleh vendor yg belum terbukti?
· Apakah PL yg akan dibangun ber-interface dgn suatu sistem
database yg fungsi kinerjanya belum dibuktikan di dalam area
aplikasi ini?
· Apakan diperlukan interface pemakai khusus oleh persyaratan
produk?
· Apakah persyaratan untuk produk memerlukan kreasi
komponen program yg tidak sama dengan yg dikembangkan
terakhir oleh organisasi anda?
· Apakah persyarata memerlukan pemakaian analisis, desain
atau metode pengujian baru?
· Apakah persyaratan memerlukan metode pengembangan PL
tdk konvensional, spt metode formal, pendekatan Al-based
dan jaringan syaraf buatan?
· Apakah persyaratan meletakkan batasan kinerja yg eksesif
pada produk tersebut?
· Apakah pelanggan tidak yakin pada fungsionalitas yg diminta
dapat ’dilakukan’?
Bila jawaban dari pertanyaan2 di atas adalah ’ya’, penyelidikan lebih
lanjut harus dilakukan untuk memperkirakan risiko potensial.

Manajemen proyek & Resiko



Pengertian

Era sekarang ini banyak kita menemukan contoh adanya proyek baik itu proyek skala kecil maupun besar, proyek komersial maupun pelayanan umum. Pembangunan pelabuhan, pembangunan bandar udara dan lain-lain disebut proyek, sementara itu kegiatan manusia yang lain seperti menanam padi, pembayaran gaji bulanan dan pelaksanaan perkuliahan tidak dinamakan proyek. Apa yang dimaksud dengan proyek ?
Jawaban dari pertanyaan ini dapat dilihat dari aspek tujuan, siklus hidup, kompleksitas, keunikan dan konflik sumber daya yang terjadi.

Tujuan
Suatu proyek biasanya mempunyai suatu aktivitas yang berlangsung dlam waktu tertentu dengan hasil akhir tertentu. Proyek dapat dibagi dalam sub-sub pekerjaan yang harus diselesaikan untuk memcapai tujuan proyek secara keseluruhan.

Kompleksitas
Proyek biasanya melibatkan beberapa fungsi organisasi karena diperlukan bermacam-macam keahlian dan bakat dari berbagai disiplin ilmu.

Keunikan
Suatu proyek mempunyai ciri tersendiri yang berbeda dari apa yang sudah dikerjakan sebelumnya.

Tidak permanen
Proyek adalah aktivitas temporer artinya suatu proyek memiliki batasan waktu tertentu

Ketidakbiasaan
Proyek biasanya menggunakan teknologi baru dan memiliki elemen yang tidak pasti dan beresiko.

Siklus Hidup

Selama proses, proyek akan melewati beberapa fase yang disebut siklus hidup proyek

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa proyek adalah suatu jenis program yang disusun secara terperinci sebagai suatu bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan dan didalamnya secara konkrit ditetapkan tujuan dan hasil yang akan dicapai, lokasi jelas, organisasi pelaksana, biaya dan jadwal waktu serta anggarannya tertuang dalam suatu dokumen

Komponen Proyek
Suatu proyek terdiri atas beberapa komponen yang mendukung yaitu :

Kemampuan
Berhubungan dengan pengetahuan tentang projek yang akan dikerjakan, kemampuan dalam mengerjakan proyek tersebut, dan pengalaman yang dibutuhkan yang bertujuan untuk mengurangi faktor resiko yang terjadi dari suatu proyek yang akan dikerjakan

Perangkat Bantu
Alat bantu yang dibutuhkan oleh seorang manajer proyek untuk meningkatkan kemampuan menangani suatu proyek dalam bentuk perangkat lunak maupun perangkat keras, seperti dalam hal dokumentasi, perencanaan, permodelan, audit maupun pengevaluasian proyek

Proses

Adalah suatu teknis dan urutan kebutuhan yang dapat di monitor dan di kontrol dalam waktu tertentu meliputi waktu, dana, kualitas, resiko maupun bidang garapan proyek.

Beberapa definisi Manajemen Proyek :
1.Secara tradisional pengertian manajemen adalah meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penempatan orang, pengendalian dan pengarahan.
2.Manajemen Proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan sumberdaya tertentu.
3.Manajemen Proyek mempergunakan personil untuk ditempatkan pada tugas tertentu dalam proyek

Ciri-ciri Manajemen Proyek
Mekanisme proyek dalam hubungannya dengan pengelolaan, organisasi dan sumber daya mempunyai ciri-ciri tertentu sebagai berikut :

Memimpin organisasi proyek dan beroperasi secara independen.
Pembawa tunggal untuk mencapai satu tujuan proyek.
Memerlukan bermacam-macam keahlian dan sumber daya.
Bertanggung jawab menyatukan orang-orang dari berbagai fungsi/disiplin yang bekerja.
Memfokuskan pada ketepatan waktu dan biaya.

Macam-macam Proyek
Proyek Kapital
Proyek ini biasanya berupa pengeluaran biaya untuk pembebasan tanah, pembelian peralatan, pemasangan fasilitas dan konstruksi gedung

Proyek Penelitian dan Pengembangan
Proyek ini bisa penemuan produk baru, temuan alat baru dll. proyek ini dapat muncul dilembaga komersial maupun pemerintah.

Proyek yang berhubungan dengan manajemen service
Proyek ini sering uncul dalam perusahaan maupun instansi pemerintah. Proyek ini bisa berupa perancangan struktur organisasi, pembuatan sistem informasi manajemen, peningkatan produktifitas perusahaan.

Batasan suatu proyek
Batasan suatu proyek menurut teori klasik menyatakan bahwa proyek terdiri atas 3 hal yaitu :

Ruang Lingkup
Waktu
Dana
Seiring dengan perkembang jaman, manajemen proyek memiliki beberapa batasan yang mencakup :

Ruang Lingkup
Ruang lingkup proyek meliputi tata cara untuk menentukan waktu proyek dimulai, perencanaan lingkup proyek yang akan di garap, pendefinisian ruang lingkup proyek, verifikasi proyek serta kontrol atas perubahan yang mungkin terjadi saat proyek tersebut di mulai.

Waktu
Meliputi tata cara mendefinisikan suatu aktifitas, menentukan urutan-urutan kejadian atas proyek, mendefinisikan durasi/lama waktu dari setiap pekerjaan, pengembangkan suatu skedul serta merencanakan kontrol atas skedul tersebut

Dana
Meliputi tata cara untuk merencanakan sumber dana proyek, mengestimasikan harga dan sumber daya, mendefinisikan budget, serta mengontrol keuangan

Kualitas
Meliputi kegiatan perencanaan kualitas, perencanaan jaminan atas suatu kualitas berdasarkan standar tertentu, serta pengontrolan atas kualitas

Resiko
Meliputi perencanaan atas manajemen resiko, mengidentifikasikan resiko yang timbul dari suatu proyek, menganalisa kuantitatif dan kualitatif suatu resiko, merencanakan tindakan yang akan diambil dari suatu resiko yang timbul serta memonitor setiap resiko yang mungkin muncul dari suatu proyek

Sumber Daya Manusia
Manajemen sumber daya manusia meliputi kegiatan perencanaan atas sumber daya manusia yang akan mengerjakan proyek, perekrutan tenaga kerja, serta pembangunan team

Logistik
Manajemen logistik meliputi tahapan perencanaan kebutuhan sumber daya untuk kegiatan proyek, perencanaan tender, proses tender dan penentuan pemenang tender, administrasi atas kontrak pembelian, dan tata cara penutupan kontrak.

Komunikasi
Meliputi kegiatan perencanaan komunikasi atas level sumber daya, distribusi informasi, laporan kemajuan proyek dan pembuatan administrasi akhir proyek sebelum diserah terimakan.

Manajemen Integrasi
Merupakan kegiatan yang meliputi perencanaan pengembangan, perencanaan tata pelaksanaan suatu proyek dan kontrol atas perubahan secara terintegrasi dari suatu proyek